Jumat, 26 November 2010

TUGAS IMK

Vending machine
Oleh : Irfan Fauzie 11108033
Lydia Iskandar 11108173


Mesin penjual otomatis ini mempunyai bentuk sepeti minuman kalengan. Pintu kaca transparant untuk melihat jenis minuman yang dijual berbahan anti pecah, karena untuk mengantisipasi terjadinya pencurian dengan memecahkan kaca. Atau jika mesintesebut dirusak maka alarm secara otomatis akan berbunyi. Mesin ini mempunyai baterai, jadi jika listrik mati maka mesin akan tetap menyala dan minuman yang ada didalamnya tetap dingin.
Dengan memasukkan uang logam 500 atau 1000 rupiah sejumlah 5000 rupiah dan menekan tombol , maka anda dapat memilih jenis minuman yang diinginkan dengan menekan tombol yang ada disamping kanan pada setiap tingkatan.






Mesin penjual otomatis ini memiliki dua level tray penerima uang, yaitu tray temporal storage atau tempat penyimpan uang sementara dan tray real storage atau tempat penyimpanan uang non-temporal. Masukan uang pada awalnya akan masuk ke tempat penyimpanan sementara, sampai ditekan tombok OK sebagai tombol verifikasi, tempat penyimpanan sementara ini akan terbuka dan uang akan masuk ke tempat penyimpanan nontemporal. Mekanisme ini ada agar apabila pembeli berubah pikiran dan membatalkan transaksi dengan tombol batal, uang yang keluar adalah uang yang tadi dimasukkan. Hal ini untuk menghindari penyalahgunaan mesin penjual otomatis sebagai mesin penukar uang.

• Switch input

Mesin ini mempunyai 2 switch input, sw 1 untuk mewakili inputan uang  500 rupiah dan sw2 untuk mewakili inputan uang 1000 rupiah.

Rp. 500 (2003)




Nama Uang logam : Uang Logam Bank Indonesia
Seri/ Emisi : Tahun 2003
Pecahan : Rp 500
Jaman/Masa : Jaman RI Kesatuan
Tgl. Penerbitan : 3 November 2003
Tgl. Penarikan Kembali :
Bahan : Alumunium/Bulat
Ukuran :
Diameter : 27.00mm
Tebal : 2.5mm
Berat : 3.10gr
Design Utama
- Depan Gambar Lambang Negara Garuda Pancasila,
- Belakang Gambar Bunga Melati
- Samping Terdiri dari 5 segmen dan masing-masing segmen terdiri dari 10 gerigi



Rp.1000 (2010)



a. bagian muka
1) angka nominal “1000”;
2) pada bagian atas angka nominal “1000” terdapat gambar Lambang Negara Kesatuan
Republik Indonesia, yaitu Garuda Pancasila dan tulisan “BANK INDONESIA”, dan pada
bagian bawah angka nominal “1000” terdapat tulisan “RUPIAH”;
b. bagian belakang
1) gambar angklung dengan latar belakang gambar Gedung Sate dan pada bagian atas
dicantumkan tulisan “ANGKLUNG”;
2) pada bagian bawah gambar angklung terdapat angka tahun emisi“2010”;
3) pada bagian tepi uang rupiah terdapat relief titik-titik bulatmelingkar;

c. bagian sisi pada uang rupiah tidak bergerigi (polos).

3. Bahan
Logam uang memiliki spesifikasi sebagai berikut:
a. terbuat dari nickel plated steel;
b. diameter uang rupiah 24,15 ± 0,10 mm;
c. tebal sisi uang rupiah 1,60 ± 0,10 mm;
d. berat uang rupiah 4,5 ± 0,18 gram.

Mesin ini mendeteksi jenis uang yang dimasukkan dari berat dan bahannya, jadi ada sensor yang bisa mendeteksi  hal tersebut.


Selasa, 02 November 2010

cotoh karangan yang membedakan ragam standar dan ragam non standar

karangan ragam standar

Pada suatu hari si kancil nampak ngantuk sekali. Matanya serasa berat sekali untuk dibuka. “Aaa....rrrrgh”, si kancil nampak sesekali menguap. Karena hari itu cukup cerah, si kancil merasa rugi jika menyia-nyiakannya. Ia mulai berjalan-jalan menelusuri hutan untuk mengusir rasa kantuknya. Sampai di atas sebuah bukit, si Kancil berteriak dengan sombongnya, “Wahai penduduk hutan, akulah hewan yang paling cerdas, cerdik dan pintar di hutan ini. Tidak ada yang bisa menandingi kecerdasan dan kepintaranku”.
Sambil membusungkan dadanya, si Kancil pun mulai berjalan menuruni bukit. Ketika sampai di sungai, ia bertemu dengan seekor siput. “Hai kancil !”, sapa si siput. “Kenapa kamu teriak-teriak? Apakah kamu sedang bergembira?”, tanya si siput. “Tidak, aku hanya ingin memberitahukan pada semua penghuni hutan kalau aku ini hewan yang paling cerdas, cerdik dan pintar”, jawab si kancil dengan sombongnya.
“Sombong sekali kamu Kancil, akulah hewan yang paling cerdik di hutan ini”, kata si Siput. “Hahahaha......., mana mungkin” ledek Kancil. “Untuk membuktikannya, bagaimana kalau besok pagi kita lomba lari?”, tantang si Siput. “Baiklah, aku terima tantanganmu”, jawab si Kancil. Akhirnya mereka berdua setuju untuk mengadakan perlombaan lari besok pagi.
Setelah si Kancil pergi, si siput segera mengumpulkan teman-temannya. Ia meminta tolong agar teman-temannya berbaris dan bersembunyi di jalur perlombaan, dan menjawab kalau si kancil memanggil.
Akhirnya hari yang dinanti sudah tiba, kancil dan siput pun sudah siap untuk lomba lari. “Apakah kau sudah siap untuk berlomba lari denganku”, tanya si kancil. “Tentu saja sudah, dan aku pasti menang”, jawab si siput. Kemudian si siput mempersilahkan kancil untuk berlari dahulu dan memanggilnya untuk memastikan sudah sampai mana si siput.
Kancil berjalan dengan santai, dan merasa yakin kalau dia akan menang. Setelah beberapa langkah, si kancil mencoba untuk memanggil si siput. “Siput....sudah sampai mana kamu?”, teriak si kancil. “Aku ada di depanmu!”, teriak si siput. Kancil terheran-heran, dan segera mempercepat langkahnya. Kemudian ia memanggil si siput lagi, dan si siput menjawab dengan kata yang sama.”Aku ada didepanmu!”
Akhirnya si kancil berlari, tetapi tiap ia panggil si siput, ia selalu muncul dan berkata kalau dia ada depan kancil. Keringatnya bercucuran, kakinya terasa lemas dan nafasnya tersengal-sengal.
Kancil berlari terus, sampai akhirnya dia melihat garis finish. Wajah kancil sangat gembira sekali, karena waktu dia memanggil siput, sudah tidak ada jawaban lagi. Kancil merasa bahwa dialah pemenang dari perlombaan lari itu.
Betapa terkejutnya si kancil, karena dia melihat si siput sudah duduk di batu dekat garis finish. “Hai kancil, kenapa kamu lama sekali? Aku sudah sampai dari tadi!”, teriak si siput. Dengan menundukkan kepala, si kancil menghampiri si siput dan mengakui kekalahannya. “Makanya jangan sombong, kamu memang cerdik dan pandai, tetapi kamu bukanlah yang terpandai dan cerdik”, kata si siput. “Iya, maafkan aku siput, aku tidak akan sombong lagi”, kata si kancil.

Cerita anak ini diceritakan kembali oleh Kak Ghulam Pramudiana

contoh karangan non standar

Kejadian itu hampir satu minggu berlalu, dan kakiku masih saja sakit.

“Ugh.. luka dilutut ini tidak kunjung sembuh..”, begitu celetukku. “Ya memang tidak lekas sembuh, apalagi kamu selalu bergerak”, kata ayahku menyahut.

Hari Jumat yang lalu, aku terjatuh dari sepeda kesayanganku saat melewati tikungan dijalan raya. Memang aku akui, aku sedikit melamun saat mengendarainya. Aku tidak menyadari kalau di daerah tikungan itu banyak pasir yang berserakan.

“Ini sudah ketiga kalinya, pasti kakak mengebut ya..”, ujar adikku.

“Tidak..”, tukasku.

“Mungkin roda depannya sudah tipis, jadi harus diganti yang baru..”, lanjutku.

“Tidak mungkin.. itu kan roda baru..”, jawab ibuku.

Benar juga, roda bagian depan memang tidak begitu tipis. Kalau dipikir ulang, mungkin karena aku tidak konsentrasi melihat jalan raya, jadi kurang hati-hati.

“Kalau begitu, pasti karena jalannya berpasir dan basah..”, ucapku.

“Ah, pasti kamu yang kurang hati-hati..”, kata ayahku.

Begitulah, hingga suatu hari aku bertemu dengan Kusma, sahabatku.

“Huuuh.. sebel!!”, teriak Kusma mendekatiku.

“Kenapa Kus?”, tanyaku.

“Ini nih... kakiku sakit gara-gara Malli..”, lanjutnya.

“Kok bisa?”, tanyaku lagi.

“Iya, dia kan berpapasan denganku dipintu kaca. Sudah tahu aku membawa barang banyak, dia bukannya membukakan pintu, malah mendorong pintunya kearahku. Karena itu, aku mundur kebelakang dan tanpa sengaja tumit kakiku terbentur meja. Sakit deh…”,curhatnya padaku.

Aku hanya menatap Kusma dengan pertanyaan didalam benakku, lalu…

“..Eh.. dia dengan santainya bilang, kenapa Kus.. sakit ya, ups! Kasihan.. ambil hikmahnya ya..”, lanjut Kusma dengan nada sebel.

Sesaat aku termenung. Benar, Malli memang keterlaluan. Tidak seharusnya dia berkata seperti itu. Tapi disisi lain kalimat Malli mengingatkanku pada sesuatu.

Ambil hikmahnya.

Aku lupa. Karena terlalu sering merintih kesakitan, aku lupa mengambil hikmah dari kecelakaan yang aku alami. Tuhan memberi musibah, bukan untuk disesali atau dirapati. Tapi agar makhluk ciptaannya tetap bersyukur terhadap apa yang Tuhan berikan.

“Ya Tuhan, terima kasih masih memberiku kesempatan untuk hidup. Semoga, luka dilututku ini cepat sembuh. Aku berjanji akan lebih berhati-hati lagi, konsentrasi dalam apapun dan tidak akan menyalahkan sesuatu karena kesalahanku sendiri.. amin”, do’aku sebelum tidur.





Karya: Rodya Yuliani